Sabtu, Oktober 26, 2024
20.7 C
East Kalimantan
spot_img

Pak Wardi dan Filosofi Sapu Lidi, Sebuah Dedikasi Untuk PWI Kutai Timur

Sangatta – Suasana siang di sekretariat itu terasa hangat, meski di luar langit terasa lebih pekat dari hari-hari sebelumnya. Di depan sekretariat ini sebuah papan nama sederhana di pajang, lambang Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang ada di dalam papan nama itu terasa begitu kuat dan gagah.

Logo PWI itu semakin bermakna saat saya mewawancarai Pak Wardi, ketua PWI Kutai Timur yang kini tengah menginjak usia senja. Pak Wardi, di usianya yang ke-61, adalah sosok yang menyejukkan bagi siapa pun yang mengenalnya. Sebagai seorang jurnalis berpengalaman yang kini memimpin PWI Kutai Timur, kepribadiannya mencerminkan ketenangan dan kebijaksanaan yang mendalam. Ia tidak pernah terburu-buru dalam berbicara; suaranya lembut, penuh kehati-hatian, seolah setiap kata yang keluar dipilih dengan cermat.

Kalem dalam setiap situasi, Pak Wardi selalu menjadi figur yang mengayomi. Dalam diskusi, ia lebih suka mendengarkan terlebih dahulu sebelum memberikan pendapat. Dengan senyum yang hangat dan tatapan yang penuh pengertian, ia bisa membuat siapa pun merasa dihargai. Bukan sosok yang suka mendominasi, Pak Wardi lebih memilih untuk membimbing, menuntun dengan teladan, dan memastikan bahwa setiap orang di sekitarnya merasa nyaman dalam mengambil bagian.

Di bawah kepemimpinannya, PWI Kutai Timur tumbuh menjadi lebih solid, layaknya sapu lidi yang disatukan dengan benang kebersamaan. Para anggota merasa dihormati, dan berkat kelembutan serta kearifan Pak Wardi, suasana organisasi pun menjadi penuh keakraban dan penuh dukungan.

“Lidi itu kalau cuman satu sangat mudah di patahkan, tapi kalau banyak kan jadi lebih kuat, ibarat kalau nyapu jadi bisa lebih bersih, begitu juga makna PWI ini, saya berharap kita semua bersatu menjadi wartawan yang baik untuk daerah ini,” ungkapnya bersahaja

Ketua PWI Kutai Timur, Wardi saat diwawancarai dalam lomba Karya Tulis Jurnalistik. PWI Kutai Timur.

Filosofi sapu lidi yang diutarakan Pak Wardi itu tentu bukan tampa alasan, hal itu di ungkapkannya untuk memaknai perjalanan PWI Kutim yang kini tengah bertambah umur. Tepat di bulan ini oganisasi wartawan yang cukup tua di Republik Indonesia ini sedang merayakan hari jadinya, di Kutai Timur sendiri PWI kini berusia 7 tahun, sebuah usia yang sangat muda untuk manusia tapi tidak begitu muda untuk sebuah organisasi yang di isi para insan pers di wilayah ini.

“Tujuh tahun berlalu, dan kini anggota cukup banyak, awalnya saya memulai dengan 5 orang saja. 5 orang ini wartawan senior di Kutim, almarhum Robert, pak Johan, Joni Sapang, serta safarudin, menjadi pengurus pertama PWI di Kutai Timur,” bebernya, Minggu (06/10/2024)

Namun ia menegaskan bahwa yang membuat dirinya bangga bukanlah sekadar angka, Pak Wardi terdiam sejenak dan mengulang kembali filosofi sapu lidi yang ia utarakan sebelumnya, seolah – olah ingin membiarkan filosofi itu merasuk ke sanubari saya sebagai wartawan.

“Ibarat lidi, jika satu lidi berdiri sendiri, ia mudah patah. Tapi, jika banyak lidi disatukan, kita menjadi kuat. Kita, PWI Kutai Timur, adalah sapu lidi itu.” Jelasnya lagi, sambil tersenyum santun.

Perlahan, filosofinya terurai dalam setiap kalimat. Pak Wardi berbicara bukan sekadar tentang sejarah, tetapi tentang makna dari kebersamaan. Lidi-lidi itu adalah para wartawan yang tersebar di pelosok Kutai Timur, yang dengan dedikasi dan kerja keras mereka mengumpulkan berita, menceritakan kebenaran, dan menjaga api jurnalisme tetap menyala. Dengan kebersamaan, PWI menjadi lebih kokoh. “Tantangan di depan mungkin akan lebih berat,” lanjutnya, “tapi selama kita tetap bersatu, tak ada yang tak bisa kita lewati.” Ucapnya penuh kesederhanaan.

Seiring kata-kata Pak Wardi yang menembus hati, suasana di sekretariat semakin syahdu. Siang itu bukan hanya perayaan hari ulang tahun PWI yang ketujuh, tetapi juga perayaan atas kekuatan kebersamaan, perjuangan yang tak kenal lelah, dan keyakinan bahwa masa depan akan lebih cerah.

Acara hari itu tidak berhenti pada wawancara yang penuh makna. Rangkaian perlombaan pun menjadi bagian dari selebrasi, PWI Kutim untuk menunjukan syukurnya atas bertambahnya usia organisasi ini.

Suasana dalam lomba Tenis Meja, pada rangkaian HUT PWI Kutai Timur.

Riuh rendah suara sorak-sorai penonton mengiringi pertandingan tenis meja, di mana para peserta dengan lincah mengejar bola yang bergerak cepat. Di sudut lain, papan catur diatur dengan cermat, dan tatapan serius para pemain mencerminkan ketenangan pikiran yang dibutuhkan dalam setiap langkah bidak. Tak jauh dari sana, permainan domino mengalir, diselingi tawa, sementara di arena lain, para wartawan senior dan muda bersaing dalam E-Sport, menambah dimensi modern pada perayaan ini.

Suasana dalam lomba E Sport pada rangkaian HUT PWI Kutai Timur.
Suasana dalam lomba Domino, pada rangkaian HUT PWI Kutai Timur.
Suasana dalam lomba Catur pada rangkaian HUT PWI Kutai Timur.

Dan yang tak kalah penting, lomba karya tulis jurnalistik menjadi ajang bagi para jurnalis untuk menunjukkan kecakapan mereka dalam merangkai kata. Setiap kalimat yang mereka tulis mencerminkan dedikasi mereka pada profesi yang sering kali tak terlihat, namun memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan informasi.

“Sederhana melibatkan lomba-lomba, kegiatan ini berjalan luar biasa, meskipun tidak semua terlibat karna kesibukan masing-masing, tapi seru banget, apalagi tenis meja, antusiasnya tinggi, nilai olahraganya dapat, serunya dapat keringatnya dapat seru pokonya,” ungkap Tejo Anggota PWI Kutim yang berpartisipasi.

Tak hanya sampai disitu, Tejo juga menyampaikan harapan agar PWI Kutim dapat terus berkembang dan membuat trobosan baru agar terus bermanfaat bagi sesama.

“Kedepan berharap ada trobosan lagi yang lebih masif, terutama untuk meningkatkan kapasitas anggota PWI, misal kita mengadakan kelas menulis setiap minggunya, berbagi pengetahuan dan manfaat untuk teman-teman dan masyarakat pada umumnya,” pungkasnya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Terbaru