Sabtu, Oktober 26, 2024
20.7 C
East Kalimantan
spot_img

Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan RPJPN 2025-2045

Jakarta – Direktur Kelautan dan Perikanan Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas.

menyebutkan  terdapat tiga arah kebijakan pembangunan kelautan dalam RPJPN 2025-2045 yakti transformasi ekonomi, ketahanan ekologi dan ketahanan sosial budaya.

“Kita harus memposisikan laut sebagai halaman terdepan harus keseluruhan Nusantara. Kekayaan yang kita olah harus untuk kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Bappenas sendiri sudah membagi arah kebijakan pembangunan kelautan berbasis kewilayahan pada RPJPN 2025-2045. Hal itu dibagi setelah dilakukan riset terhadap kelebihan-kelebihan semua pulau.

“Visi Indonesia ini ditujukan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan, Indonesia sebagai negara kepulauan juga harus bertumbuh dan sustain. Perlu optimalisasi sektor pembangunan energi terbarukan, bioteknologi dan bioekonomi, penelitian dan pendidikan, manajemen lingkungan dan SDA,” tutupnya.

Sementara itu Muh Rasman Manafi, Asisten Deputi Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir Kemenkomarves menjelaskan terdapat 6 visi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban maritim dunia. Pemerataan pembangunan, perairan yang bersih, sehat dan produktif, peningkatan produksi dan nilai tambah barang dan jasa SDA.

Selain itu terdapat masyarakat maritim yang kompetitif, tata kelola yang baik hingga kedaulatan maritim dalam arti luas secara efektif.

“Untuk mencapai target pertumbuhan yang tinggi inklusif dan berkelanjutan, dibutuhkan pendekatan ekonomi konvensional, hijau, dan biru dalam pembangunan jangka panjang ke depan,” terangnya.

Subsektor di industri maritim yang belum sepenuhnya dikembangkan (Paparan Materi Kemenkomarves)

Dalam pemaparannya, untuk mencapai visi maritim tersebut perlu melihat beberapa hal penting. Pertama Melanjutkan hilirisasi industri, meningkatkan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur dan digitalisasi, menggerakkan ekonomi rakyat, serta pengembangan SDM.

“Untuk meningkatkan nilai tambah, harus melalui hilirisasi. Ke depan kita harus dorong mendekati pusat produksinya. Kita basednya mendekati pusat produksi. Jangan ikannya diambil di timur, diolah di barat,” jelasnya.

Kedua adalah melakukan dekarbonisasi dan transisi energi untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Terakhir yakni pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan mata pencaharian dan pekerjaan dengan menjaga ekosistem laut.

“Kontribusi kalau sektor maritim sangat rendah, Kita mau mewujudkan negara maritim, harusnya kontribusinya lebih dari 50 persen dari sektor maritim, namun masih 7 persen,” tutupnya (*)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Terbaru