Sabtu, Oktober 26, 2024
20 C
East Kalimantan
spot_img

Al Quds Internasional, Saat Bendera Israel dan Amerika Di Injak Warga Sangatta

Kaltimnesia.id, Sangatta – Kurang lebih dua jam sebelum berbuka puasa sekelompok pemuda berkumpul dengan hati penuh semangat di pusat kota Sangatta. Mereka bukan hanya sekadar masa muda yang memadati jalan-jalan kota, namun penuh dengan tekad yang menggelora. Di bulan yang penuh berkah ini, saat semua orang menahan nafsu, mereka berdiri untuk sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri.

Dalam kerumunan yang semakin bertambah itu, tampak satu gerakan kecil yang menarik perhatian. Sebuah bendera Israel dan Amerika, yang begitu familiar di koridor-koridor diplomasi dan pertikaian internasional, diletakkan dengan lembut di tengah jalan raya yang sibuk. Namun, maksudnya tidak semata-mata untuk menyatakan keberadaan, tetapi untuk menantangnya.

Berasal dari berbagai organisasi yakni Ahlulbait Indonesia, Majelis Ta’lim Ilmu Kutai Timur, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sangtta, KOHATI Kutai Timur dan Muslimah Indonesia berkumpul untuk memperingati Hari Al Quds Internasional.

Masa yang berjumlah puluhan orang itu, membuat harapan kedua simbol Negara Israel dan Amerika diinjak-injak oleh masyarakat yang melintas di simpang tiga jalan Pendidikan, Jumat (05/04/2024).

“Tidak perlu menjadi muslim untuk bela Palestina, anda cukup jadi manusia.” Tutur Agus sembari menyeru masa aksi dan pengguna jalan.

Saat semua masyarakat sibuk, berburu takjil di bulan puasa ini, mereka justru sibuk membuat aksi yang begitu mencolok. Mereka meletakkan bendera Israel dan Amerika di tengah jalanan, dengan harapan agar bendera-bendera tersebut diinjak-injak oleh para pengguna jalan.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa disetiap Jumat terakhir di bulan Ramadhan,diperingati hari Al-Quds. Hari dimana poros perlawanan terhadap penjajahan bangsa Palestina menggema diseluruh dunia. Selain aksi simbolik mereka juga datang membawa takjil dan bendera Palestina yang dibuat dari kertas dan dipasangkan lidi untuk dibagikan kepada pengguna jalan yang berlalu lalang.

Aksi ini disambut hangat oleh pengguna jalan, banyak dari mereka yang mengambil bendera Palestina yang sedari awal memang disiapkan untuk dibagi-bagi. Mulai dari dari anak-anak hingga orang dewasa pun ikut antusias melihat aksi damai kala itu.

Bendara Negara adidaya yang di letakkan dijalan pun terlihat sangat kotor, karena masyarakat sengaja menancapkan gas kendaraannya untuk melintas di atas Bendera itu dengan harap melampiaskan kekesalan kepada Israel dan Amerika.

“Narasi Palestina, seolah olah tidak ada ujung pangkalnya, persekusi, penindasan dan genosida yang sistematis selalu mereka rasakan selama puluhan tahun. Bangsa yang merdeka, kini menjadi bangsa yang terjajah. Adalah Israel dan Amerika, yang menjadi dalang dibalik semua kejadian serta aktor dari semua bentuk penindasan yang dirasakan oleh bangsa Palestina.” Ungkap orator selanjutnya, Bata dengan lantang.

Lanjutnya menyampaikan bahwa hubungan Palestina dan Indonesia terikat secara idiologis dan historis.

“Palestina dan Indonesia adalah dua negara yang memiliki ikatan bukan hanya secara idiologis, akan tetapi secara historis sudah terjalin sejak fase kemerdekaan Indonesia. Dukungan dan pengakuan bangsa Palestina terhadap Indonesia merupakan titik awal dari ikatan historis tersebut. Dan tentunya, sebagai negara yang pernah merasakan penjajahan, Indonesia pasti pahan yang dirasakan oleh bangsa Palestina.” Sambungnya.

Aksi damai yang tidak mendapatkan penjagaan ketat dari apparat ini berlangsung kurang lebih satu setengah jam, diisi dengan orator bergantian membagikan selebaran dan takjil ke pengguna jalan.

Sebelum aksi ditutup, Haedar orator terakhir sekaligus yang termuda dalam aksi ini, ia tercatat sebagai siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang saat ini sedang libur dari tempatnya mondok di pulau Jawa. Menyampaikan orasi penutup yang begitu menyentuh hati.

“Apabila melihat kemungkaran/kejahatan hendaklah mencegahnya dengan perbuatan, jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman,” Pungkas Haedar sambil mengangkat tangan. (red/kalnes02)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Terbaru